makalah reportase media cetak
MAKALAH
“ Reportase”
Disusun Untuk Memenuhi Mata kuliah Reportasi media cetak
Disusun oleh :
KHUSMAN NASIR
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN
ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
بسم
الله الرح من الر حيم
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kerangka Analisis Ilmu Dakwah” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen matakuliah Ilmu Dakwah.
Makalah ini ditulis dari hasil
penyusunan materi-materi yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan
dengan Ilmu Dakwah, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan
Kerangka Analisis Ilmu Dakwah. Tak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada
pengajar matakuliah Ilmu Dakwah atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penulis berharap, dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, serta dapat
menambah wawasan kita mengenai Kerangka Analisis Ilmu Dakwah, khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Surabaya,
24 Juli 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
- 1. Latar Belakang
Kehadiran media massa di tengah perkembangan Ilmu dan teknologi semakin terasa penting. Informasi yang disajikan kepada khalayak pun harus semakin cepat dan tepat. Ketidaktepatan informasi yang sampai kepada khalayak akan menimbulkan ketidakpercayaan khalayak terhadap media massa tersebut dan ketidak tepatan menyampaikan informasi akan mengurangi kepercayaan pembaca. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, menuntut kita sebagai manusia untuk memperoleh pengetahuan yang luas dengan memilih segala bentuk informasi penting melalui dari berbagai media. Reportase merupakan salah satu sumber informasi yang dianggap penting untuk di konsumsi. Selain itu, untuk memeperoleh informasi yang akurat, maka reportase lah solusinya. Berangkat dari permasalahan di atas, perlu kiranya kita mengkaji tentang reportase yang kami mulai dari pengertian sampai teknik penulisan reportase yang baik.
- 2. Rumusan Masalah
Dari makalah inidapat dapat merumuskan masalah apa-apa saja yang terdapat dalam reportase, diantaranya
- Apa Pengertian Reportase?
- Apa saja Jenis-jenis Reportase?
- Bagaimana bentuk arus informasi dalam reportase ?
- Bagaimana jenis kelayakan berita dalam reportase ?
- Bagaimana tahapan-tahapan dalam menulis berita dalam reportase ?
- Bagaimana Teknik Menulis Hasil Reportase?
BAB II
PEMBAHASAN
- 1. Pengertian Reportase
Menurut Yumaldi ( 2004 ) Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu mengumpilkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung, misalnya ,latar belakang peristiwa, maksud dan tujuan, dalam rangka apa peristiwa diadakan, hal serupa kapan pernah diadakan, dll.
- 2. Jenis-Jenis Reportase
Dari pengertian reportase di atas mengantarkan pembagian jenis terhadap reportase. Menurut Koesworo dkk membagi reportase menjadi:
1. Reportase Sederhana
Merupakan laporan-laporan yang dibuat oleh wartawan yang disajikan secara sederhana. Reportase sederhana bisa berupa laporan hasil perjalanan keliling. Reportase sederhana juga berupa laporan atau deskripsi tentang suatu peristiwa atau kegiatan yang memperhitungkan nilai berita. Reportase sederhana dapat disamakan dengan reportase faktual yang dikemukakakan Jacob Oetama (1987;195), yaitu reportase yang melihat suatu peristiwa hanya dari satu dimensi, dimensi linier, kronologi kejadian, itupun dilakukan secara sekilas.
2. Reportase Mendalam
Reportase ini mempunyai 3 jenis yaitu :
- 1. Reportase Interpretatif
Pada umumnya, reportase interpretatif dikerjakan oleh banyak wartawan. Reportase model ini, bertujuan untuk menjelaskan permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, banyaknya remaja yang bunuh diri, semakin merajalelanya pencopet dan penodong. Permasalahan ini disusun menjadi reportase dengan data-data yang dianalisis dari para pakar yang diwawancarai para wartawan disajikan untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi. Dalam bukunya yang berjudul Kiat Praktis Jurnalistik, Yurnaldi mendefinisikan reportase interpretatif sebagai pengungkapan peristiwa yang disertai usaha memberikan arti pada peristiwa tersebut, menyajikan informasi. Jacob Oetama (1987: 195) juga menegaskan, dalam reportase interpretatif dikaji latar belakang peristiwa, diperkirakan arah kecenderungan perkembangan peristiwa, dihubungkan dengan peristiwa lain yang akan memberi kelengkapan dan memperjelas makna dari peristiwa pokok yang dijadikan berita. Lebih jelasnya, untuk menyusun reportase interpretatif, wartawan terlebih dahulu mengumpulkan suatu analisis, kajian, dan interpretasi beberapa narasumber.
- 2. Reportase Partisipatif
Pada dasarnya, reportase ini merupakan reportase yang lebih banyak ditentukan oleh permasalahan yang akan disajikan. Reportase partisipatif dibuat untuk menyajikan kehidupan sosial yang sebenarnya terjadi.
- 3. Reportase Investigatif
Reportase investigatif adalah reportase yang mengangkat kasus-kasus kehidupan sosial yang ada. Kasus yang dipilih biasanya yang benar-benar berbobot untuk disajkan. Awalnya, permasalahan ini kelihatan samar-samar tapi benar-benar terjadi. Sebelum reortase ini disusun, wartawan perlu mengumpulkan data dengan penelitian yang berkesinambungan, sehingga tercipta laporan yang akurat, lengkap, dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena untuk pengumpulan data harus dilakukan penelitian atau pelacakan, maka reportase ini disebut reportase investigatif. Permasalahan yang bisa diangkat misalnya: pejabat yang banyak memilki istri simpanan, penemuan kelompok pencuri kendaraan bermotor yang terorganisasi.
- 3. Strategi Materi dalam Reportase
Reportase adalah laporan pandangan mata, baik langsung maupun tunda, dari lokasi peristiwa. Disini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung, misalnya, latar belakang,, maksud tujuan, dalam rangka apa peristiwa diadakan, hal serupa kapan pernah diadakan, dan lain –lain. Sifat reportase adalah sistematis dan kronologis. Naskah reportase berbentuk pointers yang berisi hal-hal penting saja dan yang ada kaitan dengan apa yang dilaporkan. Di sini, reporter dalam melakukan reportase tinggal mengombinasikan apa yang di lihatnya dengan referensi lain yang relevan, yang sudah dicatat dalam bentuk pointers. Dalam proses reportase ini, reporter dituntut memiliki keterampilan dalam melaporkan, dan keterampilan ini hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Semakin banyak melakukan reportase, seorang reporter akan semakin matang dalam melakukan reportase langsung di lapangan. Sebelum melakukan reportase, seorang reporter perlu mempersiapkan diri secara sempurna, khususnya mencari bahan-bahan reportase yang relevan. Misalnya, pada peristiwa “Peringatan Hari Angkatan Bersenjata R.I. 5 Oktober”, materi reportase yang harus dipersiapkan antara lain:
- Sejarah ABRI
- Siapa inspektur upacara dan komandan upacaranya,
- Latar belakang komandan upacara,
- Pasukan yang ikut upacara, dll
Dengan bahan-bahan yang telah dipersiapkan secara matang sebelum melakukan reportase, reporter tidak akan kehabisan bahan dan kata-kata sehingga reportase dapat berjalan dengan lancar, tanpa ada kesalahan sedikit pun.
- 4. Bentuk Arus Informasi dalam Reportase
Di dalam reportase terdapat beberapa bagian bentuk mengimpormasikan berita kepada public, diantaranya dengan cara :
- 1. Siaran Langsung / Live in
Siaran Langsung adalah reportase yang dilakukan secara langsung di lapangan serta penyiaran gambar secara langsung kepada khalayak. Apa yang dilaporkan dan gambar apa yang diambil saat itu, langsung dipancarluaskan atau ditransmisikan, dan secara langsung dapat didengar atau ditonton oleh khalayak pendengar atau pemirsa.
- 2. Siaran Tunda / by the record
Pada siaran tunda, hasil reportase tidak disiarkan secara langsung kepada khalayak, tetapidirekam dulu dalam pita tape. Materi ini kan disiarkan sesuai waktu yang telah direncanakan. Jika sewaktu melakukan reportase terjadi kesalahan, kesalahan ini masih dapat diperbaiki atau dihilangkan di ruang pengeditan. Hal ini dimungkinkan karena siaranya bersifat tunda. Materi dapat pula disunting kembali untuk disesuaikan durasi waktunya dengan alokasi yang tersedia.
- 5. Jenis Kelayakan Berita dalam Reportase
Untuk reportase perlu juga kita memperhatikan kelayakan sebuah berita. Mulyadi (2003) menunjukkan adanya tujuh kriteria kelayakan berita, yaitu sebagai berikut:
2. Baru terjadi, bukan peristiwa lama. Peristiwa yang telah terjadi pada sepuluh tahun yang lalu jelas
tidak bisa menjadi berita atau objek reportase.
3. Unik, bukan sesuatu yang biasa, Seorang mahasiswa yang kuliah tiap hari adalah peristiwa biasa. Akan tetapi, jika mahasiswa berkelahi dengan dosen didalam ruang kuliah, itu luar biasa.
4. Asas keterkenalan, Kalu mobil Anda ditabrak mobil lain, hal itu tidak pantas menjadi berita. Namun,
kalau mobil yang ditumpangi Sri Sultan ditabrak mobil lain, itu akan menjadi mobil dunia.
5. Asas kedekatan, Asas kedekatan ini bisa diukur secara geografis maupun kedekatan emosional. Banjir
di Cina yang telah menghanyutkan ratusan orang masih kalah nilai beritanya dibandingkan banjir yang
melanda Jakarta karena lebih dekat dengan kita.
6. Magnitude (dampak suatu peristiwa), demonstrasi yang dilakukan oleh sepuluh ribu mahasiswa tentu
lebih besar dampaknya dibanding demonstrasi oleh seratus mahasiswa.
7. Tren, Sesuatu bisa menjadi berita ketika menjadi kecenderungan yang meluas di masyarakat.
Misalnya, sekarang orang mudah marah dan membunuh pelaku kejahatan kecil (pencuri, pencopet)
dengan cara dibakar hidup-hidup.
- 6. Tahapan – Tahapan dalam Reportase
Menurut Goenawan Moehammad wartawan senior Indonesia tahapannya sebagai berikut
- Lapisan pertama: Adalah fakta-fakta permukaan. Seperti: siaran pers, konferensi pers, pidato, dan sebagainya. Informasi disediakan narasumber sehingga masih sepihak.
- Lapisan kedua: Adalah upaya pelaporan yang dilakukan sendiri oleh si reporter. Di sini, sang reporter melakukan verifikasi, pelaporan investigatif, liputan atas peristiwa-peristiwa spontan, dan sebagainya. Di sini, peristiwa sudah bergerak di luar kontrol narasumber awal.
- Lapisan ketiga: Adalah interpretasi (penafsiran) dan analisis. Di sini si reporter menguraikan signifikansi atau arti penting suatu peristiwa, penyebab-penyebabnya, dan konsekuensinya.
- 7. Teknik Pembuatan Reportase
Menurut Bill Koevach Seperti halnya bangunan, kegiatan jurnalistik, berdasarkan teknik-tekniknya bisa dikelompokkan kepada tiga jenis :
Reportase interpretatif / dasar → menghasilkan berita langsung (straight news).
Reportase partisipatif / madya (menengah) → menghasilkan berita kisah (news feature).
Reportase / investigatif lanjutan → menghasilkan berita analisis (news analysis).
Semua teknik reportase dasar mutlak diperlukan dalam reportase madya dan reportase lanjutan. Akan tetapi, banyak teknik-teknik reportase lanjutan yang tidak perlu dipakai dalam reportase madya dan reportase dasar. Demikian juga halnya dengan teknik reportase madya dalam reportase dasar.
BAB III
KESIMPULAN
- 1. Kesimpulan
Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu mengumpilkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Di sini, reporter selain melaporkan apa yang dilihat di lapangan, juga memberikan tambahan informasi yang ada relevansinya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Reportase memiliki beberapa macam diantaranya reportase sederhana dan reportase mendalam. Reportase mendalam merupakan pemberitaan yang mengandung nilai sumber yang paling akurat yang akan dicari oleh seorang jurnalis, biasanya reportase ini belum pernah diangkat jadi berita sebelumnya. Reportase ini terbagi lagi menjadi reportase interpretatif, partisipatif dan investigasi.
Menurut Steve Weinberg Reportase berasal dari bahasa Latin, reportare, yang berarti membawa pulang sesuatu dari tempat lain. Reportase dan berita berbeda dalam teknik penyajian, yaitu teknik reportase dan teknik penyajian berita. Sekalipun demikian, baik reportase maupun berita, keduanya merupakan karya jurnalistik. Reportase berfungsi menjelaskan atau melaporkan apa yang dilihat di lokasi kejadian, sedangkan berita berfungsi menginformasikan fakta yang timbul sebagai akibat adanya suatu peristiwa dan atau pendapat. Dengan demikian, reportase memiliki fungsi lebih luas, yaitu selain menginformasikan, juga menjelaskan, sedangkan berita hanya menginformasikan fakta.
- 2. Saran
Diharapkan kedepannya agar pemberitaan di media dapat ditingkatkan lagi sumber dan bukti yang akurat yang dicari di lapangan, dan seorang jurnalis tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu yang tidak akurat dilapangan yang membuat kesulitan wartawan dalam mencari bukti-bukti dilapangan karena wartawan sudah memiliki beberapa aturan hokum diantara nya aturan hokum pers dan undang-undang penyiaran.
Daftar Pustaka
Abdullah, Yanuar, Dasar-Dasar Kewartawanan, Padang: Angkasa Raya, 1992
Ermanto, Wawasan Jurnalistik Praktis, Yogyakarta: Cinta Pena, 2005
Kuncoro, Mudrajad, Mahir Menulis, Jakarta: Erlangga, 2009
M. Romli, Asep Syamsul, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
Yurnaldi, Kiat Praktis Jurnalistik, Padang: Angkasa Raya, 1992
http://www.kampusindo.com/?p=140
http://muhammad-husna.blogspot.com/2013/07/reportase-makalah-disusun-guna-memenuhi.html
Komentar
Posting Komentar