makalah psikologi sosiologi komunikasi


 Komunikasi Sebagai Ilmu Multidisiplin

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah psikologi sosiologi komunikasi

 


 

 

 






 

 

 

 

 

 


Disusun oleh :

KHUSMAN NASIR

 

 

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM SURABAYA

2023

 

 

 


                                                                            

KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. 

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

 

 

 

 

 

 

BAB I

 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

    Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang  bersifat multidisipliner. Karena  pendekatan-pendekatan   yang   dipergunakan  berasal   dari   danmenyangkut  berbagai   bidang   keilmuan (disiplin) lainya seperti   linguistik, sosiologi,psikologi, antropologi, politik, dan  ekonomi. Sifat “kemultidisiplinan” ini  tidak  dapatdihindari   karena   obyek  pengamatan   dalam   ilmu   komunikasi   sangat   luas   dan   komplek,menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan manusia1 .Ilmu komunikasi berpijak persis di persimpangan jalan “yang mempunyai banyak cabangtetapi tak seorangpun bersedia melewatinya[1]

            Akar komunikasi yang paling fundamental adalah filsafat. Filsafat telah memberidan membuka sebuah jalan bagi perkembangan suatu pengetahuan menjadi ilmu. WilliamDurrant menggambarkan pentingnya filsafat sebagai pembuka jalan kepada ilmu pengetahuanmelalui deskripsi sebagai berikut : filsafat merupakan pasukan marinir yang merebut pantai.Setelah  pantai  berhasil  direbut,   pasukan   infanteri   baru   dapat   mendarat.  Yang   diibaratkansebagai pasukan infanteri adalah berbagai pengetahuan, di antaranya adalah ilmu. Deskripsicerita   ini   melahirkan   kesimpulan   bahwa   filsafatlah  yang   memenangkan   tempat   berpijak,sementara yang berperan membela gunung dan menerabas hutan adalah ilmu pengetahuan.Setelah sasaran tercapai maka pergilah sang marinir (filsafat) itu dengan menyerahkan segalasesuatunya   kepada   ilmu   untuk   melanjutkan   aktivitasnya.   Selanjutnya   filsafat   menjelajah lautan lepas dan luas. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan ilmu senantiasadirintis oleh filsafat. Filsafat telah merintis dan membidani lahirnya ilmu.[2]

            Psikologi   membicarakan   gejala-gejala   kejiwaan   yang   berkaitan   dengan   proseskomunikasi   intrapersonal.   Dan   pada   akhirnya   akan   sampai   pada   bahasan   psikologikomunikasi. Psikologi komunikasi  adalah ilmu  yang berusaha  menguraikan, meramalkan,dan   mengendalikan   peristiwa   mental   dan   behavioral   dalam   komunikasi.   Melalui   prosessensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses pencerapan informasi(energi/stimulus) yang datang dari luar melalui pancaindra. Asosiasi adalah pengalaman dankepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Persepsi adalah pemaknaan / arti terhadapinformasi (energi/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia.

            Memori adalah stimuliyang telah diberi  makna di  rekam dan  disimpan dalam  otak (memori)  manusia. Berpikiradalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untukmengambil keputusan.[3]

            Komunikasi masih banyak diteliti dalam berbagai jenis penelitian, misalnya ; para psikolog meneliti komunikasi sebagai jenis perilaku tertentu yang didorong oleh proses-proses psikologi yang berbeda, para sosiolog memfokuskan pada masyarakat dalam proses sosial serta melihat pula komunikasi sebagai salah satu faktor sosial yang penting dalam masyarakat, para antropolog yang biasanya tertarik pada kebudayaan memperlakukan komunikasi sebagai sebuah faktor yang membantu mengembangkan, mempertahankan, dan mengubah kebudayaan, dan sebelumnya ada : sosiologi komunikasi, psikologi komunikasi (komunikasi dikaji oleh ilmu lain). [4]

            Sumbangsih psikologi dalam ilmu komunikasi juga terlihat dalam teori-teori psikokognitif, psiko-analisis, behaviorisme, dan humanisme yang sangat berguna ketika menganalisis manusia sebagai komunikan. Psikologi sosial adalah usaha untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu dipengaruhi oleh apa yang dianggap sebagai pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain. Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi maka terjadilah, Proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif , Proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi) Mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, permainan peran, identifikasi, proyeksi, agresi dan sebagainya. 

            Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ilmu komunikasi pada dasarnya adalah pengetahuan tentang suatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Pada lingkup multidispliner   Pendekatan-pendekatan keilmuan dalam masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok atau aliran pendekatan. Ketiga kelompok tersebut adalah pendekatan scientific (ilmiah-empiris), pendekatan humanistic (humaniora-interpretatif), serta pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial).

 

 

 

B.    Rumusan Masalah

 Dari latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat menarik beberapa rumusan masalah yang akan diteliti. Yaitu, bagaimana Ilmu Komunikasi sebagai ilmu multidisiplin?

C.    Tujuan Penelitian

        Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui konsep Komunikasi

2.      Untuk mengetahui bentuk Komunikasi

3.      Untuk mengetahui pendekatan Komunikasi

4.      Untuk mengetahui Komunikasi sebagai Ilmu Multidisiplin.

D.    Manfaar Penelitian

                Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1.      Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan gambaran yang jelas terhadap disiplin ilmu Komunikasi sebagai ilmu multidisiplin

2.      Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi wartawan, praktisi dan mahasiswa.

 

 

 

 

BAB II

PENJELASAN

A.   Komunikasi Sebagai Ilmu Multidisiplin

            Komunikasi masih banyak diteliti dalam berbagai jenis penelitian, misalnya ; para psikolog meneliti komunikasi sebagai jenis perilaku tertentu yang didorong oleh proses-proses psikologi yang berbeda, para sosiolog memfokuskan pada masyarakat dalam proses sosial serta melihat pula komunikasi sebagai salah satu faktor sosial yang penting dalam masyarakat, para antropolog yang biasanya tertarik pada kebudayaan memperlakukan komunikasi sebagai sebuah faktor yang membantu mengembangkan, mempertahankan, dan mengubah kebudayaan, dan sebelumnya ada : sosiologi komunikasi, psikologi komunikasi (komunikasi dikaji oleh ilmu lain).

            Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Karena pendekatan-pendekatan yang dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin) lainya seperti linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Sifat “kemultidisiplinan” ini tidak dapat dihindari karena obyek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan komplek, menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari kehidupan manusia1. Ilmu komunikasi berpijak persis di persimpangan jalan “yang mempunyai banyak cabang tetapi tak seorangpun bersedia melewatinya”

            Berdasarkan perspektif pohon komunikasi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Hj. Nina Winangsih Syam,MS, lahirnya ilmu komunikasi berakar dari berbagai disiplin ilmu yang dikenal sebagai landasan ilmiah komunikasi yang terdiri dari filsafat, antropologi, sosiologi, psikologi, dan psikologi sosial. Posisi ini menempatkan ilmu komunikasi sebagai “hasil persilangan” ilmu yang sudah “mapan” sebelumnya.

            Akar komunikasi yang paling fundamental adalah filsafat3. Filsafat telah memberi dan membuka sebuah jalan bagi perkembangan suatu pengetahuan menjadi ilmu. William Durrant menggambarkan pentingnya filsafat sebagai pembuka jalan kepada ilmu pengetahuan melalui deskripsi sebagai berikut : filsafat merupakan pasukan marinir yang merebut pantai. Setelah pantai berhasil direbut, pasukan infanteri baru dapat mendarat. Yang diibaratkan sebagai pasukan infanteri adalah berbagai pengetahuan, di antaranya adalah ilmu. Deskripsi cerita ini melahirkan kesimpulan bahwa filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak, sementara yang berperan membela gunung dan menerabas hutan adalah ilmu pengetahuan. Setelah sasaran tercapai maka pergilah sang marinir (filsafat) itu dengan menyerahkan segala sesuatunya kepada ilmu untuk melanjutkan aktivitasnya. Selanjutnya filsafat menjelajah lautan lepas dan luas. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan ilmu senantiasa dirintis oleh filsafat. Filsafat telah merintis dan membidani lahirnya ilmu4.

            Psikologi membicarakan gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan proses komunikasi intrapersonal. Dan pada akhirnya akan sampai pada bahasan psikologi komunikasi. Psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Melalui proses sensasi, asosiasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses pencerapan informasi (energi/stimulus) yang datang dari luar melalui pancaindra. Asosiasi adalah pengalaman dan kepribadian yang mempengaruhi proses sensasi. Persepsi adalah pemaknaan / arti terhadap informasi (energi/stimulus) yang masuk ke dalam kognisi manusia. Memori adalah stimuli yang telah diberi makna di rekam dan disimpan dalam otak (memori) manusia. Berpikir adalah akumulasi dari proses sensasi, asosiasi, persepsi, dan memori yang dikeluarkan untuk mengambil keputusan. Sumbangsih psikologi dalam ilmu komunikasi juga terlihat dalam teori-teori psiko-kognitif, psiko-analisis, behaviorisme, dan humanisme yang sangat berguna ketika menganalisis manusia sebagai komunikan.

            Sebagian individu ada yang tidak aktif atau pasif; ada juga individu tertentu ingin aktif dalam mengarahkan dan mempertahankan perilaku dalam satu peristiwa perilaku interpersonal. Gairah yang timbul dalam keinginan individu tergantung pada kondisi fisiologisnya, situasi lingkungan, dan pikirannya.

            Fokus kajian sosiologi adalah interaksi sosial yang diisyaratkan oleh adanya fungsifungsi komunikasi. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi. Sosiologi menjelaskan bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupan manusia. 

            Maka lahirlah sosiologi komunikasi yaitu suatu proses interaksi antarmanusia melalui simbolsimbol yang bermakna (meaning full symbols) dengan melibatkan sistem, norma dan nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai kesamaankesamaan arti/makna. 

            Antropologi memandang perilaku manusia dalam sebuah konteks yang menyeluruh (konteks biologis, sosial, budaya, dan ekologi). Pada kontek budaya antropologi melihat komunikasi sangat relevan membicarakan masalah simbol, bahasa, dan pemaknaan. Ada empat macam simbol ; 

1.     Obyek simbol bendera melambangkan bangsa dan uang menggambarkan pekerjaan dan barang-barang dagangan (komiditi)

2.     Karakteristik obyek dalam kultur kita. Warna ungu dipahami untuk ‘kerajaan’, hitam untuk dukacita, kuning untuk kekecutan hati, putih untuk kesucian, merah untuk keberanian, dan sebagainya. 

3.     Gesture adalah tindakan yang memiliki makna simbolis, senyum dan kedipan, lambaian tangan. Semua ini memiliki makna tersendiri dalam konteks kultural.

4.     Simbol adalah jarak yang luas dari pembicaraan dan kata-kata yang tertulis dalam menyusun bahasa. Bahasa adalah kumpulan simbol paling penting dalam berbagai kultur. 

            Ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu sosial, mempunyai kaitan yang erat dengan ilmu sosial lainnya. Persamaan bukan saja karena ia berada dalam satu lingkaran sosial tapi juga memiliki objek material yang sama yaitu mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat. Perbedaan terletak pada objek formalnya yaitu komunikasi mempelajari pernyataan manusia dalam situasi berkomunikasi. Objek formalnya inilah yang merupakan ciri khas dari suatu ilmu yang dapat membedakannya dengan ilmu lain. Misalnya ilmu komunikasi dengan ilmu psikologi, memiliki objek material yang sama yaitu perilaku manusia. Sedangkan objek formalnya beda. Ilmu komunikasi identik dengan pernyataan manusia dalam situasi berkomunikasi sedangkan ilmu psikologi lebih cenderung pada kejiwaan manusia dalam berperilaku.

            Bila ditarik garis besar dari penggambaran buku Ilmu Komunikasi ini sendiri berfokus pada hubungan antar manusia dalam konteks penukaran pesan yang memiliki makna. Oleh karna itu banyak pakar komunikasi yang membuat definisi sesuai dengan disiplin ilmunya.

            Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin sejak dulu telah dikembangkan oleh banyak ilmuan yang berasal dari luar bidang komunikasi, misalnya John Dewey seorang Psikologi dan filsafat, Dewey menginginkan adanya sebuah surat kabar yang dapat mempublikasikan hasil-hasil riset ilmu pengetahuan serta memperbaiki masalah masalah sosial. Juga menurut Charles Hortom Cooley, seorang sosiologi, Cooley melihat bahwa proses komunikasi antar pribadi dengan orang tua dan kelompok masyarakat, sebagai basis sosiologi dari studi sosiologi Itu sebabnya, komunikasi dianggap sebagai ilmu yang tidak berdiri sendiri dan sering kali meminjam dari disiplin ilmu lain, seperti disebutkan di atas, termasuk juga filsafat. Proses interdisipliner ini membuat ilmu komunikasi berkembang  begitu pesatnya. Seiring dengan perkembangan komunikasi umat manusia di era globalisasi dan teknologi informasi komunikasi (ITC)  Perkembangan ilmu komunikasi mengambil bentuk-bentuk dan arahan yang berbeda di belahan dunia yang berbeda-beda. Misalnya, teori-teori Timur cenderung berfokus pada keutuhan dan persatuan, sedangkan peandangan Barat kadangkadang mengukur bagian-bagian tanpa harus memperhatikan integrasi dasar atau penggabungan bagian-bagian tersebut.

            Sebagai sebuah ilmu multidisiplin, sebuah visi teori komunikasi yang mengambil sebuah langkah maju yang besar untuk mempersatukan bidang yang akan sedikit berbeda ini dan menunjukkan kerumitan-kerumitannya. Dengan kata lain, komunikasi tidak akan pernah menyatu dengan dengan sebuah teori tunggal atau kelompok teori. Teori-teori akan selalu mencerminkan perbedaan gagasan praktis mengenai komunikasi dalam kehidupan yang umum. Sehingga, manusia selalu dihadapkan pada keragaman pilihan.

            Komunikasi sangat luas dan beraneka ragam. Hampir tidak ada aspek kehidupan yang tidak lepas dari komunikasi. Berbagai dimensi selalu hadir dalam kehidupan manusia dan sepanjang sejarah manusia ada, komunikasi dipastikan selalu hadir baik secara perorangan, kelompok, bangsa maupun umat manusia sepanjang hidup di muka bumi.

            Dengan demikian, komunikasi bisa dipandang sebagai ilmu yang multidimensional, karena dipelajari dari berbagai disiplin ilmu bersama-sama maupun sendiri. begitu luasnya pembahasan Namun, yang biasanya terjadi seorang manusia komunikasi hanya memusatkan perhatian dan keahliannya pada satu bidang saja. Dengan begitu, jarang ada yang bergerak, memahami maupun menjadi ahli di dua bidang atau tiga bidang komunikasi. Hal ini membuktikan begitu luasnya cakupan ilmu komunikasi, hingga segala aspek kehidupan nyaris tidak bisa lepas dari komunikasi.

            Awalnya, mata kuliah yang berhubungan dengan komunikasi terdapat pada banyak jurusan ilmu pengetahuan, seni, matematika, sastra, biologi, bisnis dan ilmu politik. Dalam penerapannya masing-masing disiplin ilmu itu menggunakan komunikasi untuk tujuan yang disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. Misalnya, para psikologi meneliti komunikasi sebagai jenis perilaku tertentu yang didorong oleh proses-proses psikologi yang berbeda. Begitu juga para sosiolog memfokuskan pada masyarakat dan proses sosial, serta melihat pula komunikasi sebagai salah satu faktor sosial yang penting dalam masyarakat.

            Bisa didefenisikan bahwa ilmu komunikasi itu sendiri dianggap sebagai ilmu yang tidak berdiri sendiri dan komunikasi haruslah mencari jenis hubungan yang berbeda berdasarkan pada pemahaman umum mengenai kesamaan dan perbedaan atau titik tekanan di antara teoriteori dan sebuah komitmen untuk mengatur tekanan-tekanan melalui dialog. Namun sekaligus menekankan pentingnya komunikasi sebagai sebuah bidang. Komunikasi bukanlah fenomena sekunder yang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural, atau ekonomi. Tetapi komunikasi itu sendiri merupakan proses sosial yang utama dan mendasar yang menjelaskan semua faktor.

            Atas dasar ini, dapat disimpulkan bahwa ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya menunjukkan hubungan yang erat satu sama lainnya. Selain karena saling membutuhkan satu sama lainnya tetapi juga sifat normatifnya sebagai ilmu pengetahuan yang ditujukan pada kepentingan umat manusia. Dengan demikian tidak ada ilmu yang dapat berdiri sendiri tanpa dukungan ilmu lainnya, termasuk ilmu komunikasi. namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan, seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, “public relations”, dan media massa. Fungsi yang keenam adalah fungsi heuristic atau heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yang diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya-upaya penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep-konsep dan penjelasan-penjelasan teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Fungsi yang ketujuh, komunikasi, menunjukkan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan-kritikan. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan. Fungsi yang kedelapan, fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi-asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupan seharihari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia. Fungsi teori yang terakhir adalah fungsi “generatif”. Fungsi ini terutama sekali menonjol di kalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis. Menurut pandangan aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan yang baru.


 

 

BAB V

KESIMPULAN

A.   Kesimpulan

            Ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Sementara itu, teori komunikasi menunjuk pada konseptualisasi atau penjelasan logis mengenai fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Penjelasan dalam teori didasarkan atas 3 macam prinsip keperluan: keperluan kausal, keperluan praktis, dan keperluan logis. Berdasarkan fokusnya, penjelasan dalam teori terdiri atas dua kategori: person centered dan situation centered. Untuk mengevaluasi kesahihan teori ada lima patokan yang dapat dipergunakan yakni: cakupan teoretis, kesesuaian, heuristic, validitas, dan parsimony

(kesederhanaan).                                                    




DAFTAR PUSTAKA

Ardinal. 2014. Paradigma dan model Penelitian Komunikasi. Jakarta : Bumi Aksara

Effendy, Onong Uchjana. 2017. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Elvinaro, Ardianto. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Dyatmika, Teddy. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta. ZAHIR PUBLISHING. 2020.

Hendri, Ezi. Komunikasi Persuasif Pendekatan dan Strategi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

2019.

Littlejohn, S.W. (2002). “Theories of Human Communication”, 3rd, 7th Editions. Belmont,

Califomia: Wadsworth Publishing Company. 

Littlejohn, S.W. & Foss, K.A. (2008). “Theories of Human Communication”, 9th Editions.

Belmont, Califomia: Wadsworth Publishing Company.

 

 



[1] Dyatmika, Teddy. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta. ZAHIR PUBLISHING. 2020.

[2] Hendri, Ezi. Komunikasi Persuasif Pendekatan dan Strategi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2019.

[3] Effendy, Onong Uchjana. 2017. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

[4] Ibid.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah tafsir dakwah